Nah berhubung sekarang lagi ngetrend bandana dan turban, aku lagi bereksperimen mengubah cotton shawl menjadi beberapa bentuk yang bisa dibilang hampir mirip bandana dan turban. Ya meskipun ada yang kayak orang mau mandi, ibu penjual dawet, atau apa lah itu, tapi hasilnya juga nggak jelek-jelek banget kan. Semoga bisa menjadi salah satu referensi buat semuanya. :-)
Wednesday, January 30, 2013
Thursday, January 3, 2013
Dua Kepribadian Yang Berbeda
Kata orang jatuh cinta itu ketika dua kepribadian bertemu kemudian saling melengkapi. Ya ada orang yang suka mencari pasangan dengan kepribadian yang sama dengan dirinya, ada juga yang suka mencari pasangan dengan kepribadian yang berbeda atau berlawanan dengan dirinya. Masing-masing orang memiliki tipe sendiri-sendiri.
Aku. Entah mengapa aku tidak terlalu memperhatikan itu sejak dulu. Aku tidak memilih seseorang yang pendiam (berlawanan denganku yang tidak bisa diam dan selalu cengengesan) atau yang sama denganku, nyerocos. Apa aku bukan tipe orang pemilih ya. Mungkin hanya satu yang aku jadikan pedoman, ketika seseorang laki-laki mau mengantarku sampai masuk rumah, pamit pada orangtua atau keluargaku, berbaur, ya aku menerimanya. Simpel banget ya keliatannya.
Setelah aku menjalin hubungan, aku akan tahu kepribadiannya. Saat ini aku membicarakan hubunganku dengan zendy pastinya. Aku yakin dia laki-laki terakhir yang aku bahas dalam blogku, tidak akan ada nama lainnya di masa depan. Asal tahu saja, zendy tidak pernah membaca blogku karena dia terlalu malu untuk membaca namanya di postinganku 😊.
Baiklah, bagiku kepribadian masing-masing dari kami merupakan perpaduan, ya bisa dibilang saling melengkapi tapi ya tidak selalu juga.
Pertama, kami sama-sama sanguinis melankolis, periang tetapi kalau dalam suasana sedih ya bisa sangat sedih. Sederhananya seperti itu lah.
Kedua, cara mengatasi masalah kami berbeda, aku lebih memilih diam sebagai bagian dari rasa mengalah dan tidak ingin terlibat sehingga masalah menjadi semakin rumit, sedangkan dia lebih memilih untuk membicarakan masalah sampai tuntas karena dia tipe orang yang pemikir segala hal dipikir terlalu dalam jadi kalo gak diselesaikan saat itu juga nanti pasti jadi kepikiran.
Ketiga, ketika aku sigap cekatan, dia pasti lemot leletnya minta ampun, aku sampai heran telinganya ini dimana. Apalagi kalo uda pegang gitar, disuruh makan disuruh cepet turun gak bakal langsung dilaksanakan mesti nunggu sampai panggilan yang kelimaan. Emosi. Disisi lain, dia kalo udah bersemangat bohh aku belum siap udah disuruh cepat-cepat, ngomel melulu bawaannya.
Keempat, aku karena dalam keluarga sudah biasa berbicara keras dan orangnya mudah panik jadi ketemu dia agak gak sinkron karena dia keluarganya santai lembut. Aku kalo ngomong selalu menggebu-gebu, dia santai tapi tegas.
Kelima, aku memang makannya banyak tapi dia lebih banyak, aku memang pemakan segalanya, tapi masih cukup banyak makanan yang gak aku suka. Kalo dia suka semuanya, gak ada makanan yang gak disukai. Sepelor-pelornya aku masih milih mau tidur dimana, kalo dia bener-bener tidur dimana aja bisa.
Ya mungkin segini aja yang aku bahas, setidaknya kelima hal itu sudah cukup mewakili kita berdua.
Aku. Entah mengapa aku tidak terlalu memperhatikan itu sejak dulu. Aku tidak memilih seseorang yang pendiam (berlawanan denganku yang tidak bisa diam dan selalu cengengesan) atau yang sama denganku, nyerocos. Apa aku bukan tipe orang pemilih ya. Mungkin hanya satu yang aku jadikan pedoman, ketika seseorang laki-laki mau mengantarku sampai masuk rumah, pamit pada orangtua atau keluargaku, berbaur, ya aku menerimanya. Simpel banget ya keliatannya.
Setelah aku menjalin hubungan, aku akan tahu kepribadiannya. Saat ini aku membicarakan hubunganku dengan zendy pastinya. Aku yakin dia laki-laki terakhir yang aku bahas dalam blogku, tidak akan ada nama lainnya di masa depan. Asal tahu saja, zendy tidak pernah membaca blogku karena dia terlalu malu untuk membaca namanya di postinganku 😊.
Baiklah, bagiku kepribadian masing-masing dari kami merupakan perpaduan, ya bisa dibilang saling melengkapi tapi ya tidak selalu juga.
Pertama, kami sama-sama sanguinis melankolis, periang tetapi kalau dalam suasana sedih ya bisa sangat sedih. Sederhananya seperti itu lah.
Kedua, cara mengatasi masalah kami berbeda, aku lebih memilih diam sebagai bagian dari rasa mengalah dan tidak ingin terlibat sehingga masalah menjadi semakin rumit, sedangkan dia lebih memilih untuk membicarakan masalah sampai tuntas karena dia tipe orang yang pemikir segala hal dipikir terlalu dalam jadi kalo gak diselesaikan saat itu juga nanti pasti jadi kepikiran.
Ketiga, ketika aku sigap cekatan, dia pasti lemot leletnya minta ampun, aku sampai heran telinganya ini dimana. Apalagi kalo uda pegang gitar, disuruh makan disuruh cepet turun gak bakal langsung dilaksanakan mesti nunggu sampai panggilan yang kelimaan. Emosi. Disisi lain, dia kalo udah bersemangat bohh aku belum siap udah disuruh cepat-cepat, ngomel melulu bawaannya.
Keempat, aku karena dalam keluarga sudah biasa berbicara keras dan orangnya mudah panik jadi ketemu dia agak gak sinkron karena dia keluarganya santai lembut. Aku kalo ngomong selalu menggebu-gebu, dia santai tapi tegas.
Kelima, aku memang makannya banyak tapi dia lebih banyak, aku memang pemakan segalanya, tapi masih cukup banyak makanan yang gak aku suka. Kalo dia suka semuanya, gak ada makanan yang gak disukai. Sepelor-pelornya aku masih milih mau tidur dimana, kalo dia bener-bener tidur dimana aja bisa.
Ya mungkin segini aja yang aku bahas, setidaknya kelima hal itu sudah cukup mewakili kita berdua.
Subscribe to:
Posts (Atom)