Friday, September 21, 2012

SuperMom


Ibuku...
Ibuku adalah seorang ibu pekerja, guru bahasa Inggris di sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri di Surabaya. Sejak kecil aku sudah dibiasakan untuk tidak merengek ketika bangun tidur dan pulang sekolah tanpa melihat wajahnya. Ibuku berangkat pagi-pagi sebelum aku bangun dan pulang sore hari ketika aku masih terlelap dalam tidur siangku. Aku memang sangat menyayangkan masa kecilku berlalu begitu cepat sementara Ibuku cukup sibuk dengan pekerjaannya. Tapi bukan berarti aku tidak dekat dengan Ibuku, memang aku tidak sedekat teman-temanku dengan ibu mereka yang kebanyakan ibu mereka adalah seorang ibu rumah tangga. Kami memang jarang memiliki waktu bersama, Ibuku bangun pagi sekali menyiapkan sarapan dan susu, mencuci piring, kemudian bersiap-siap berangkat kerja, pulang kerja menyiapkan makanan, istirahat sebentar, membersihkan rumah, mengerjakan tugas-tugas sekolah yang dibawa pulang dan mempersiapkan tugas untuk esok hari, kemudian tidur. 

Suatu ketika ketika aku masih kecil, aku pernah marah karena Ibuku hampir tidak pernah mengambil raportku, Bapakku yang mengambilnya, aku merasa Ibuku tidak sayang padaku dan aku langsung menanyakan kepadanya kenapa melakukan semua ini padaku, sambil sedikit menangis. Ibuku menjelaskan, setiap orang memiliki cita-cita, harapan, dan impian, begitu juga dengan Ibuku, jangan bergantung pada Bapak, tidak apa-apa kalau Ibu dan Bapak sama-sama bekerja karena itu berarti uang yang kita miliki lebih banyak, Ibu sama Bapak memiliki cita-cita, impian, dan harapan yang berbeda-beda, jadi mereka sama-sama untuk mewujudkannya, saling membantu. Ibuku membeli TV, Bapakku membeli motor, begitu misalnya. Jadi kelak, jika aku sudah menikah, jangan bergantung sama suami, karena aku dan suamiku memiliki cita-cita, harapan, dan impian yang berbeda-beda, wujudkan bersama-sama saling membantu.  Sebenarnya sejak kecil aku juga sering diajak ibuku ke sekolah, melihatnya mengajar, aku duduk di bangku guru dan murid-muridnya memperhatikanku dan mengajakku bermain, ketika perpisahan sekolah, sembilan tahun berturut-turut aku selalu ikut ke Bali sampai akhirnya aku sudah cukup dewasa untuk tidak ikut lagi dalam acara perpisahan itu. Sejak itu, aku sadar dan mulai mengerti pekerjaan ibuku. Aku tahu, aku tidak akan makan enak, memakai pakaian sepatu tas layak jika Ibuku tak berkerja. Penghasilan Bapak memang lebih dari cukup, tapi dengan Ibu bekerja, maka penghasilan keluarga bertambah.

Sekarang, menurutku Ibuku lebih santai dalam pekerjaannya. Kami lebih sering mengobrol, jalan-jalan bersama, dan belanja bersama. Semua perlu disyukuri bukan karena aku masih memiliki kesempatan bersamanya di umurku yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi. Kadang merasa bersalah jika aku terus-terusan meminta uang padanya untuk membeli buku, maka itu aku ingin sekali dan kelak pasti aku akan membalas semuanya meskipun Ibuku sering bilang kalau ia tidak akan meminta balasan apapun atau uang sepeserpun dari anak-anaknya ketika tua, Ibuku memiliki tabungan 'diam-diam' untuk masa tuanya, ah ucapan itu membuatku tercengang dan mataku berkaca-kaca. 

Setiap minggu, Ibuku selalu bertanya masakan apa yang ingin aku makan. Misalnya, sewaktu aku ingin kepiting atau jantung ayam pedas manis yang memang makanan kesukaanku, keesokan harinya langsung memasakkannya untukku. Yang paling menyenangkan, Ibuku khusus memasakkannya untukku karena semua orang di rumah tidak ada yang suka kepiting atau jantung ayam.

Aku ingat bagaimana Ibu menjagaku ketika opname usus buntu di rumah sakit, tidak pernah lelah mendampingiku, menyuapi makanan, menyeka tubuhku, mengantar dan menopangku ke kamar mandi. Bapakku meminta bergantian dengan menyuruh Ibu pulang, tetapi ia tidak mau. Malam itu di dalam kamar rawat, aku menangis sangat bersyukur kepada Allah telah memberiku seorang Ibu yang kuat, tegar, dan tabahnya luar biasa.

Pernah sekali aku membuat Ibuku menangis, yang jelas karena sesuatu hal, yang mungkin fatal, dan aku merasa sangat bersalah. Sebenarnya Ibuku tidak menangis, tetapi karena aku menangis jadi Ibu tidak tega melihatku. Kami berpelukan, Ibuku termasuk orang yang tenang, mencoba menenangkanku, mengatakan bahwa tidak ada gunanya menyesal, harus menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Salah satu yang kusuka dari Ibuku, dia termasuk orang yang simple tetapi tetap bertanggung jawab, menyerahkan semua keputusan kepada anak-anaknya, bukan mengatur tapi mengarahkan. Ibuku tidak pernah mempermasalahkan keputusan seseorang, termasuk anak-anaknya. Bagi Ibuku tidak masalah berbeda dengan orang lain selama perbedaan itu masih dianggap wajar, tidak masalah berbeda pendapat dengan orang lain selama hasil yang didapat atau tujuan akhirnya sama.

Terima kasih Ibu, sudah membesarkanku sampai sekarang ini, menemaniku sampai usiaku yang tidak lagi muda ini. Aku berharap kelak bisa membalas semuanya yang telah engkau berikan padaku, menghadiri wisudaku, melihatku menikah, menemaniku melahirkan, menggendong anakku. Bahagia dan bersyukurnya memiliki Ibu seperti dia yang tidak hanya mengajarkanku berjalan dan berbicara, tetapi mengajariku kehidupan.

Wednesday, September 19, 2012

Jiwa Sehat membuat Tubuh Sehat


Semester ini, aku mendapat mata kuliah psikologi kesehatan. Pada pertemuan pertama, dosen memberikan kuliah pengantar berupa pengenalan dan pengetahuan dasar tentang apa saja yang dipelajari dan ruang lingkup pembahasan psikologi kesehatan. 

Pembahasan mengenai stres yang menyebabkan penyakit fisik benar-benar melekat dalam ingatanku dan entah kenapa tiba-tiba memoriku menggeneralisasikan pada ingatan masa lalu dimana ketika aku mengalami usus buntu, yah itu operasi pertamaku dan kuharap menjadi operasi terakhirku karena menyakitkan meskipun dokternya ganteng-ganteng. Aku ingat ketika aku pertama kali merasakan kesakitan di bagian dada, kemudian mulai turun di bagian perut. Sakitnya menurutku tidak menentu, yang jelas aku merasa sakit ketika menarik napas dan perutku seperti 'begah' atau kekenyangan. Otakku terus melakukan recall, memikirkan kembali apa penyebab penyakitku itu dan apakah ada penyebab lain seperti psikologisku. 

Setelah perkuliahan selesai, kebetulan aku dan teman-teman langsung pulang karena memang tidak ada tugas yang harus dikerjakan dan juga hari sudah semakin sore. Dalam perjalanan pulang, aku terus berpikir, meskipun terlalu banyak distraksi di jalanan. Dan, ya aku menemukan jawabannya. 

Aku masih ingat, akhir tahun 2011 - awal tahun 2012 merupakan masa-masa sulit dalam kisah cintaku. Tak perlu dijelaskan lagi karena aku sudah membahasnya dalam postingan blog sebelumnya. Saat itu aku mengalami tekanan batin, terlalu banyak pikiran, dan usaha sia-sia untuk memperjuangkan cintaku. Semua itu menimbulkan stres dan bahkan 'sedikit' depresi (menyimpulkan depresi karena ciri-ciri yang dijelaskan dosen hampir serupa dengan apa yang aku alami) sehingga pikiran tidak pernah fokus, pandangan kosong, sering melamun. Oh aku tidak pernah menyangka aku pernah mengalaminya!. 

Semua fisik dan terutama psikologisku terasa sangat berat. Di awal tahun, meskipun aku sudah merasakan sedikit kebahagiaan tapi semua itu masih tertutup dengan sakit hatiku. Semakin rumit!. Banyak faktor yang membuatku bingung untuk membuat keputusan. Dan penyebab utama yaitu karena aku memendamnya sendirian. Aku merasakan semua kesakitan dan penderitaan sendirian, yah hanya sendiri. Aku tidak mau orang lain ikut campur. Perasaan dan pikiran tersebut membuat kekebalan tubuhku berkurang, fisik drop, dan jarang makan. Berdasarkan penjelasan dosen, ketika energi terkuras karena pikiran dan perasaan, fisik akan lelah, otak dan jantung akan bekerja cepat karena mengalami kecemasan, dan tubuh kita mengirim sinyal-sinyal negatif pada otak kita, saraf-saraf bekerja dan menyebarkan berbagai penyakit. Ya benar dan akhirnya aku mengalami usus buntu. Mungkin orang-orang berpikir jika penyebab usus buntu karena terlalu banyak makan pedas, tapi dokter yang menanganiku ternyata membantahnya, tidak selalu, ususku bengkak tapi tidak ada hubungannya dengan makanan pedas. Mungkin ususku adalah salah satu organ yang paling rentan bermasalah atau paling lemah sehingga itulah hasilnya.

Hampir semua penyakit fisik itu muncul atau semakin parah karena psikologis kita yang sakit lebih dulu. Sesuai dengan ungkapan "Mensana in corpore sana" yang berarti Di Dalam Tubuh yang Sehat terdapat Jiwa yang Sehat. Maka sering-seringlah berpikir positif kalo ingin berumur panjang dan senyum juga ya :-)

Friday, September 14, 2012

Happy Birthday Echa

kadonya banyak, itu yang angrybirds dari om sendi sama tante gita :-)

setiap punya acara, echa selalu tampak tegang

mainan kereta api

tante gita narsis bentar ya, kan udah dikasih kado

hanya sebagian yang mau foto bareng, lainnya pada lengket sama ibunya. biasa anak kecil, namanya juga anak-anak

yes, akhirnya bisa foto sama pemeran utamanya meskipun melotot

belinya pengorbanan panas-panas ini dan pilih size paling gede

teman-temannya sudah pada pulang, echa mengantar sampai depan pintu. say goodbye

saatnya buka kado, kadonya om sendi&tante gita paling mahal tuh
ini om sendinya gak dateng, echa nanyain terus. kado kita paling bermanfaat lho sayang *muach*

Tidak Pantas

Akhirnya semua terbukti. Waktu memang adalah jawaban dari semuanya, pertanggungjawaban dari apa yang kita janjikan di masa lalu. Sudah dapat dipastikan semuanya 'nihil'. Jangan berlagak sok puitis lah, jangan berjanji jika memang tidak pasti. Memuakkan. 
Aku memang sudah benar-benar ikhlas, bersyukur karena keputusanku tepat telah melepasnya. Sama sekali tidak ada kriteria 'idaman' di dalamnya.
Ya berharap semuanya akan lebih baik nantinya, dan juga buatnya. Ya semoga tidak ada apa-apa, tidak akan ada wanita jalang 'lagi' yang merusaknya, ya karena itu sifat aslinya, bukan turunan tapi karena hidup dalam lingkungan itulah penyebabnya. Disinilah ilmuku dipakai, untuk melihat fenomena tersebut. Teori Albert Bandura, modelling atau imitasi yang secara tidak langsung belajar dari lingkungan sosialnya dan melalui proses kognitif tentunya, nah itu dilakukan secara sadar lho. Hati-hati!
Aku sih sudah tidak ada urusan, aku sudah pernah belajar dan prosesnya lama. Target berikutnya ini yang harus diwaspadai. Allah tidak tidur. Balasan juga pasti ada, cuma kita gak tau kapan dan bagaimana bentuknya. Aku tidak diijinkan membalasnya dan memang tidak mau, merepotkan dan menyusahkan diri sendiri saja mengurusi orang lain. Semua semesta ini milik Allah, jadi Dia yang mampu melakukannya atas semuanya yang ada dalam pelupuk ini. Dan jika diijinkan, Dia akan memberiku kesempatan untuk melihatnya. 

Saturday, September 8, 2012

Sixpack


Kamis kemaren aku cacong suny candut renang di kolam renang unesa. Awalnya kegiatan berenang kami biasa saja sampai pada akhirnya ada dua orang cowok yang mengalihkan perhatian kami. Satunya bertubuh pendek putih sixpack, sedangkan satunya lagi bertubuh lebih tinggi lebih hitam dan lebih eightpack. Sebenarnya gak ada yang menarik dari mereka karena memang kami bertiga gak ada yang tertarik sama body kayak gitu, jijik iya hahaha. Beda sama temenku candut yang terpesona banget sama dua cowok macho itu hahahaha. Nah yang bikin kita tercengang yaa karena kelakuan tuh cowok, bayangin coba mereka pemanasan kemudian nyemplung doang di kolam renang dangkal (kayaknya sih cuma buat ngebasahin badan sama rambut doang) terus lanjut sesi foto-foto dengan pose "waowwww" berlagak ala binaragawan. Mereka gantian foto-fotonya, terus kalo badannya kurang basah, mereka menuju pinggir kolam dan cuma 'mencipratkan' air ke tubuhnya. Hiiiii jijay banget tau gak sih. Terus melanjutkan lagi sesi fotonya.  Inilah yang membuat kita bingung, apa coba maksud mereka?  Yang jelas hanya mereka dan Allah yang tahu.  Itulah berbagai fenomena yang dapat dijumpai di tempat umum..
 

blogger templates | Make Money Online