Wednesday, September 19, 2012

Jiwa Sehat membuat Tubuh Sehat


Semester ini, aku mendapat mata kuliah psikologi kesehatan. Pada pertemuan pertama, dosen memberikan kuliah pengantar berupa pengenalan dan pengetahuan dasar tentang apa saja yang dipelajari dan ruang lingkup pembahasan psikologi kesehatan. 

Pembahasan mengenai stres yang menyebabkan penyakit fisik benar-benar melekat dalam ingatanku dan entah kenapa tiba-tiba memoriku menggeneralisasikan pada ingatan masa lalu dimana ketika aku mengalami usus buntu, yah itu operasi pertamaku dan kuharap menjadi operasi terakhirku karena menyakitkan meskipun dokternya ganteng-ganteng. Aku ingat ketika aku pertama kali merasakan kesakitan di bagian dada, kemudian mulai turun di bagian perut. Sakitnya menurutku tidak menentu, yang jelas aku merasa sakit ketika menarik napas dan perutku seperti 'begah' atau kekenyangan. Otakku terus melakukan recall, memikirkan kembali apa penyebab penyakitku itu dan apakah ada penyebab lain seperti psikologisku. 

Setelah perkuliahan selesai, kebetulan aku dan teman-teman langsung pulang karena memang tidak ada tugas yang harus dikerjakan dan juga hari sudah semakin sore. Dalam perjalanan pulang, aku terus berpikir, meskipun terlalu banyak distraksi di jalanan. Dan, ya aku menemukan jawabannya. 

Aku masih ingat, akhir tahun 2011 - awal tahun 2012 merupakan masa-masa sulit dalam kisah cintaku. Tak perlu dijelaskan lagi karena aku sudah membahasnya dalam postingan blog sebelumnya. Saat itu aku mengalami tekanan batin, terlalu banyak pikiran, dan usaha sia-sia untuk memperjuangkan cintaku. Semua itu menimbulkan stres dan bahkan 'sedikit' depresi (menyimpulkan depresi karena ciri-ciri yang dijelaskan dosen hampir serupa dengan apa yang aku alami) sehingga pikiran tidak pernah fokus, pandangan kosong, sering melamun. Oh aku tidak pernah menyangka aku pernah mengalaminya!. 

Semua fisik dan terutama psikologisku terasa sangat berat. Di awal tahun, meskipun aku sudah merasakan sedikit kebahagiaan tapi semua itu masih tertutup dengan sakit hatiku. Semakin rumit!. Banyak faktor yang membuatku bingung untuk membuat keputusan. Dan penyebab utama yaitu karena aku memendamnya sendirian. Aku merasakan semua kesakitan dan penderitaan sendirian, yah hanya sendiri. Aku tidak mau orang lain ikut campur. Perasaan dan pikiran tersebut membuat kekebalan tubuhku berkurang, fisik drop, dan jarang makan. Berdasarkan penjelasan dosen, ketika energi terkuras karena pikiran dan perasaan, fisik akan lelah, otak dan jantung akan bekerja cepat karena mengalami kecemasan, dan tubuh kita mengirim sinyal-sinyal negatif pada otak kita, saraf-saraf bekerja dan menyebarkan berbagai penyakit. Ya benar dan akhirnya aku mengalami usus buntu. Mungkin orang-orang berpikir jika penyebab usus buntu karena terlalu banyak makan pedas, tapi dokter yang menanganiku ternyata membantahnya, tidak selalu, ususku bengkak tapi tidak ada hubungannya dengan makanan pedas. Mungkin ususku adalah salah satu organ yang paling rentan bermasalah atau paling lemah sehingga itulah hasilnya.

Hampir semua penyakit fisik itu muncul atau semakin parah karena psikologis kita yang sakit lebih dulu. Sesuai dengan ungkapan "Mensana in corpore sana" yang berarti Di Dalam Tubuh yang Sehat terdapat Jiwa yang Sehat. Maka sering-seringlah berpikir positif kalo ingin berumur panjang dan senyum juga ya :-)

No comments:

 

blogger templates | Make Money Online