tanggal 10 Februari lalu aku operasi usus buntu dimana seminggu sebelumnya aku sering mengeluh dibagian perut kanan bawah. menyakitkan jika berjalan dengan posisi tegap. bolak-balik ke rumah sakit hanya diberi obat anti nyeri karena memang saat itu aku juga lagi menstruasi, dokter mengira itu hanya 'dilep' (nyeri saat haid). aku sudah merasa itu bukan nyeri haid, sakitnya berbeda. ketiga kalinya ke dokter, dokter muda spesialis bedah yang menanganiku dan diagnosis sementara bermasalah sama apendik. setelah di rujuk ke poli bedah, lagi-lagi aku diperiksa sama senior ahli bedah dan memang usus buntuku yang bermasalah. jika tidak dioperasi hari itu juga, kemungkinan ususku pecah dan tanpa pikir panjang ibuku mengiyakannya.
sekitar jam 1 siang aku langsung dilarikan di IRD bedah, infus dipasang, ambil darah, foro rotgen, dan berbagai hal lainnya. jadwal operasiku jam 8 malam. aku deg-degan. hahahaaaa. tepat jam 8 malam, setelah semua pakaianku dilucuti (hahaaaa), aku dibawa ke ruang operasi. di ruang operasi sangat dingin, banyak banget dokter muda dan mahasiswa dari fakultas kedokteran unair yang ikut di dalamnya. sepertinya aku dijadikan bahan pembelajaran mereka deh. persiapan operasi hampir satu jam, tepat jam 9 malam dokter membiusku total. memasukkan bius kedalam infusku dan aku terlelap.
jam setengah sebelas, aku mendengar sayup-sayup suara ibuku membangunkanku "nak, bangun nak ayo bangun sadar ya". aku mendengar suara itu tapi mataku sangat berat untuk membukanya. beberapa detik kemudian aku setengah sadar dan merasakan bius di perutku semakin lama semakin hilang. sakitnya bukan kepalang.. mulutku pun berat untuk mengucapkan betapa sakitnya operasi ini. kata yang aku ingat saat itu aku sempat mengatakan kepada ibuku, "ibu sakit ibu, perutku sakit sekali sangat sakit" dan aku kembali terlelap.
aku terbangun di ruang pasca operasi, saat itu aku sudah sangat sadar dan kulihat dokter jaga menghampiriku untuk mengganti botol infusku yang habis. aku menanyakan jam berapa saat itu kepadanya dan ternyata jam 1 malam. dengan sedikit merintih kesakitan, aku berharap pagi cepat datang karena mataku sudah tidak mau tertutup lagi sehingga semalaman aku terjaga dengan sakitnya bekas operasiku. saat itu aku hanya ingin memegang tangan ibuku.
keesokan paginya, aku dibawa ke kamar dan ibuku menghampiriku. lega rasanya. hanya 3 hari aku di rumah sakit dan pulang kerumah adalah hal yang sangat aku nantikan. usus buntuku ini disebabkan karena aku kelelahan mungkin karena aku PKL.
saat pulang eh aku disodorin usus buntuku yang telah diformalin, ternyata dokter memberikannya ke orang tuaku sebagai oleh-oleh,hahahaha.
yahh sekarang alhamdulillah aku sudah sembuh total. pengalaman luar biasa, ketemu dokter ganteng, masuk ruang operasi dan berada di meja operasi adalah sangat mengesankan.
2 comments:
Mba, mau tanya, apakah gejala awalnya sakit nyerinya hanya muncul saat menstruasi saja?
klo nyeri menstruasi kan biasa dan memang datangnya pas menstruasi. klo nyeri usus buntu beda rasanya seperti ditusuk pisau dan sering. cara mudah untuk mendeteksi, tidur terlentang, kaki kiri ditekuk sampai paha menempel di perut, kalo perut dibawah pusar sebelah kanan sakit segera usg di rumah sakit.
Post a Comment