Sebelum memulai cerita, disini aku blak-blakan saja karena semua adalah masa lalu. Semua orang memiliki masa lalu, kadang aku ketawa sendiri kalo mengingat masa-masa itu. Oiya, foto diambil dari berbagai sumber di internet jadi maaf ya kalo mungkin salah satu dari Anda merasa fotonya terpampang di sini.
Aku mulai merasakan rasa 'suka' sama cowok pertama kali yaitu pada kelas lima sekolah dasar. Sekolah Dasar Negeri Tanjungsari 97 Surabaya. Cowok pertama yang beruntung (hahaha) adalah Reza. Aku sudah lupa nama lengkapnya siapa, kalo tidak salah Reza Sunaryo Putra. Di kelas, dia bisa dibilang murid yang nakal tapi eksis, dan karena dalam satu kelas jumlah murid cowok lebih sedikit dari cewek jadi kemungkinan besar ya aku deket semua. Kedekatan itu membuatku merasakan ada perbedaan sifat dan sikap Reza dibanding cowok lainnya. Ya mungkin setelah dipikir-pikir kayaknya sifat dan sikapnya biasa-biasa aja, akunya mungkin yang berlebihan hahaha. Sampai pada suatu saat aku memastikan hatiku bahwa aku memang benar menyukainya. Buku tulis dan buku pelajaran penuh coretan namanya, buku diary (dulu masih jaman ya) juga selalu bertemakan dia. Namun, rasa sukaku harus kupendam karena dia berpacaran dengan sahabatku yang juga teman bermain juga tetanggaku, Gisca namanya. Ya memang, kalo dibanding wajahku, wajah Gisca sangat jauh lebih menarik. Mulai saat itu, aku mencoba melupakan Reza.
|
Reza |
Kelas enam sekolah dasar, aku kurang begitu ingat, yang jelas ada teman baru dari Kalimantan, Andre namanya. Umurnya jauh lebih tua dari kita sekelas, karena memang dia sempat tertinggal kurang lebih dua tahun. Postur tubuhnya seperti atlet basket dan memang dia sangat menyukai basket. Tinggi, putih, tampan, siapa coba yang tidak meliriknya. Dan lagi-lagi dia melirik Gisca, hahaha (kasian banget ya akunya). Sebenarnya aku biasa aja sama Andre, deket ya deket karena memang dia mendekati Gisca melalui aku. Waktu itu aku masih menyimpan rasa sama Reza, jadi gak masalah kalo Andre deketin Gisca. Ya diantara mereka bertiga, aku hanya sebagai teman curhat dan 'mak comblang'. Tak terasa sekolah dasar akan segera berakhir dimana aku juga harus meninggalkan semua perasaanku.
|
Andre |
Sekolah Menengah Pertama. Aku pindah rumah di tengah kota. Aku bersekolah di SMP Negeri 3 Surabaya. Masih jelas teringat, kelas tujuh (tepatnya VII A) pertama kali masuk sekolah, aku masuk siang sekitar pukul 12.15. Aku yang berjalan kaki dari rumah ke sekolah (karena memang jaraknya cukup dekat) sedikit berkeringat saat sampai dikelas. Aku duduk di deretan bangku ketiga dari depan sebelah kiri. Sambil menghela napas panjang, tiba-tiba datang seorang cowok pendek (hahaha, maaf ya), Ketut namanya, dengan senyumnya yang langsung membuat jantungku berhenti beberapa detik. Dia memilih duduk di depanku. Seiring berjalannya waktu, kami mulai mengenal satu sama lain. Sampai suatu hari, saat pelajaran bahasa Inggris, saat itu guru sedang tidak ada dikelas dan murid-murid disuruh mengerjakan buku LKS (Buku LKSku masih ada lho). Dia ijin ke kamar mandi, saat kembali ke kelas dia baru membasuh wajahnya dan wajahnya nampak tegang. Aku sedikit bingung dengan wajahnya yang berbeda. Kemudian dia menyuruhku membaca tulisan di cover atau sampul LKSku. Gini, cover LKSku ini ada bagian warna hitam, disitu dia menuliskan sesuatu memakai pensil, jadi gak seberapa kelihatan sehingga aku harus membacanya dengan bantuan sinar matahari. Yup, aku kaget... haha. Aduh, aku lupa tulisannya, kalo gak salah Gita I Love You. Aku terdiam beberapa saat, perasaan senang kaget atau apalah campur aduk. Itu pertama kalinya, rasa sukaku terbalas karena memang aku juga menyukainya sebelumnya. Aku berkata akan menjawabnya esok hari. Sampai dirumah, aku benar-benar linglung, aku menceritakan semuanya ke mbakku. Sore hari, aku menelepon Ketut, aku lupa apa yang saat itu kami bicarakan. Aku meminta mbakku untuk menuliskan kata Iya di selembar kertas yang akan aku berikan pada Ketut keesokan hari. Setelah semuanya terjadi, yup kami pacaran. Pacaran sekelas itu rasanya sesuatu, gak enak. Apalagi guru-guru yang selalu menyatukan kita dalam satu kelompok. Kalo sudah dirumah, kita telp-telp'an (belum punya hp beda kayak anak sekarang yang SD udah bawa hp). Dia juga pernah kerumahku karena tugas kelompok, main PS, duh senengnya luar biasanya. Tapi hubungan kita hambar sehingga gak bertahan lama. Aku tidak tahu karena apa yang jelas berakhirnya hubungan kita tidak pernah ada kata putus. Kelas delapan, ternyata dia berpacaran dengan cewek yang sekelas dengannya. Kami memang tidak sekelas lagi dan itu membuatku tahu kenapa kita berakhir. Boleh dibilang, saat itu aku lagi sayang-sayangnya sama dia. Kelas delapan dan kelas sembilan aku memiliki dua orang teman dekat cowok, Laksana dan Vico. Ya mereka yang mengisi dan mengobati saat hatiku sedang gundah gulana (sekarang galau namanya). Sampai suatu saat, perpisahan di Bali, saat di kapal aku ingat jelas waktu aku naik ke dek kapal dimana sebelumnya dua orang sahabatku sudah mengingatkan untuk tidak naik tapi aku tetap naik, aku melihat Ketut bersama pacarnya duduk berdua. Aku langsung turun dan bersandar di bahu temanku. Tapi aku melupakannya.
|
Ketut |
Sekolah Menengah Atas. Aku bersekolah di SMA Negeri 2 Surabaya. Sekolah yang terkenal cukup elit. Ternyata Ketut dan pacarnya juga diterima di sekolah yang sama denganku. Aku semakin sakit hati dan sulit melupakannya. Tapi yang aku dengar mereka sudah putus dan aku sudah tidak mempedulikannya. Memang masih ada perasaan tapi tidak terlalu memikirkannya. Kelas sepuluh, aku menyukai kakak kelasku, Aris. Aku tidak tahu apa yang membuatku tertarik padanya tetapi dia sangat lucu dan menggemaskan hahaha. Aku selalu memperhatikannya jika dia melewati kelasku, namun semua hanya perasaan sesaat.
|
Aris |
Di kelas sebelas, aku menjadi pemimpin redaksi majalah sekolah dan berkenalan dengan anak UNAIR, mas Indra, pertemuan yang cukup singkat. Karena SMA adalah masa ababil menurutku hahaha jadi mungkin aku cepat tertarik dengan seseorang. Tidak dipungkiri aku sempat menyukai mas Indra, sempat menonton acara basket di UNAIR, tapi semua aku pendam karena sepertinya dia tidak mungkin menyukaiku. Dan memang terbukti, ternyata dia balikan sama mantannya. hahaha. Ok lupakan.
|
Indra |
Kelas dua belas, aku sempat menyukai guru jepangku, Deni sensei, hanya sebatas kekaguman dan ini yang membuatku menyukai pelajaran Jepang. Oiya, yang sekarang membuatku ketawa sendiri kalo mengingatnya yaitu anak-anak yang suka sama Deni sensei selalu mengamati dari kejauhan kalo dia keluar dari kantor menuju kelas-kelas. hahaha. Sumpah ababil.
|
Deni |
Saat itu jamannya
friendster lagi membahana, hampir semua punya akunnya. Di saat itu juga aku berkenalan dengan seorang cowok, Noorman namanya, usut punya usut ternyata dia teman semasa kuliah guru Jepangku. Pertemuan kami dimulai saat ada acara
costplay di UNESA dan kami janjian bertemu di tempat lesku, GO, dia menjemputku dan itu pertama kalinya kami bertemu. Cerita pertemuan kita bisa di simak di
CERITA KITA. Aku serius menjalani hubunganku dan sudah merencanakan juga menata masa depan bersamanya. Keluarga kami sudah bertemu dan saat itu yakin dia yang terakhir buatku. Maret 2011 adalah dua tahun hubungan kita, aku hanya bersyukur hubungan kita baik-baik saja. Sampai Agustus 2011, semuanya hancur. Aku tidak mau bercerita panjang lebar tentang Noorman karena aku sudah menulisnya di blog dalam postingan sebelumnya. Yang jelas setelah hubungan kita hancur, hidupku sedikit kacau. Silakan ini linknya:
Aku sudah tidak ingin mengingatnya. Kita memang pernah menjadi pasangan yang bahagia serasi dan membuat orang-orang iri, tapi itu dulu. Dia banyak berubah dan aku tidak lagi nyaman. Kemudian melupakannya.
|
Noorman |
Januari 2012. Peristiwa yang tidak diduga, seorang cowok yang tertarik dengan Hazelku (aku menjual hp di tokobagus), Zendy. Pertemuan kami singkat sekitar tiga jam. Kemudian berlanjut di facebook. Kami mulai saling mengenal menceritakan kisah kami masing-masing. Kisah masa lalu yang memilukan dimana kisahnya lebih memilukan dan dia bisa lebih tegar. Aku hanya ingin bahagia. Itu saja. Dia merubah hariku menjadi lebih bahagia, penuh senyum, dan bermakna. Aku tidak tahu maksud Allah mempertemukan kita saat itu tapi aku yakin ada tujuan di balik semuanya. Aku berharap ini tidak seperti hubunganku yang lalu, kita berjalan bersama, pelan, tapi terarah. Ini link tentang dia:
semoga ini menjadi yang terakhir dalam kisah cintaku. Aku hanya terlalu lelah untuk memulai semuanya dari awal lagi meski kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Manusia hanya berharap, berdoa, dan berusaha.
|
Zendy |
Terima kasih orang-orang yang sudah menjadi bagian dari kisah cintaku dan hidupku. Kalian membuatku mengerti cinta dan kehidupan karena pengalaman adalah guru paling berharga.
"Mencintaimu adalah drama, yang entah untuk apa Allah menciptakan skenarionya"